dan mengapa harus ada penyesalan di kemudian hari?
June 5, 2011 § 9 Comments
terkadang disaat berbagai cara telah dilakukan *sadar atau ga* tuk meredakan rasa tidak tenang tetap saja tak ada gunanya karena pokok persoalannya sendiri tidak diselesaikan. melarikan diri.
tertawa, berbicara, ngobrol, mendengarkan, membagi isi kepala dan rahasia, mengerjakan sesuatu, sibuk angkat barang, nostalgia, menyusuri jalan raya yg lenggang, menikmati kesendirian, ah..
“untuk bahagia itu mudah”, satu kalimat yg cukup sering saya ucapkan. entah untuk mensupport diri sendiri ato orang lain. mencari hal-hal kecil yg menyenangkan, menikmati hal-hal sepele, mensyukuri segala nikmat yg didapat. ah.. sungguh saya yakin untuk bahagia itu mudah.
hanya kadang kala pula, disaat sedang down seperti ini, seringkali yg namanya ‘setan lewat’ selalu membujuk tuk berfikir negatif, membuat rasa semakin tidak tenang.
menangis tanpa sebab di pojok kamar yg berantakan. tak bisa menertawakan kebodohan diri sendiri yg tersandung batu bata di tengah jalan. kesal karena sakit di dada kiri yg tak juga mereda. sengaja terus menerus menunda mengerjakan sesuatu dengan harapan si peminta tolong tak sesegera itu pergi. marah dengan investor yg bisa-bisanya ngasih cek kosong. pusing dengan segala tetek-bengek pendaftaran sekolah itu. dilema antara meminta dan bersabar sementara ini sudah tak bisa ditunda lagi. dan lain, dan lain, dan lain, dan lain-lainnya itu.
arrrkh!!
lagi-lagi ini hanya masalah mindset, toh para ‘setan lewat’ di kepala ini mestinya bisa diusir kok.
mestinya bersyukur ini hanya sekedar tangis tanpa sebab bukan dengan sebab. mestinya bersyukur ini hanya sekedar tersandung bukan bocor kepala. mestinya bersyukur hari ini masih bisa bernafas walau setiap tarikannya ada ngilu di dada. mestinya bersyukur dia masih sengaja menanyakan kabar walau disambung dengan pertanyaan kapan hasil editingnya selesai. mestinya bersyukur tanggal tujuh si investor sudah mengisi ceknya sehingga masalah itu bisa selesai dengan damai. mestinya bersyukur masih ada sekolah lain yg bisa dituju. mestinya bersyukur tadi siang masih bisa makan walau apa yg diterima separuh dari biasanya dan ada dia yg mau menolong tanpa diminta. mestinya bersyukur karena dibalik ‘dan lain-lainnya’ yg beranak panjang itu satu persatu selesai dan ada nikmat serta senyum yg menanti di ujung sana.
ya!! mestinya bersyukur. tersenyum.
karena ada yg bilang, “meski hidup selalu penuh kesedihan tapi tak ada salahnya mencoba untuk selalu tersenyum.”
menikmatinya tanpa perlu memikirkan yg tidak-tidak. melapangdadakan semua. toh, mengeluh pun tak akan mendatangkan bahagia walau hanya seujung kuku. paling banter juga cuma rasa kasihan simpatik yg didapat. hah!! buat apa?!
tak ada yg benar-benar menyedihkan
tak ada yg benar-benar mengembirakan
tak ada yg benar-benar menyusahkan
tak ada yg benar-benar memudahkan
tak ada yg benar-benar memberatkan
tak ada yg benar-benar meringankan
tak ada..
yg ada hanya
bagaimana kondisimu saat menjalaninya
jadi, bertahanlah sebentar
lalu pasrahkan semua padaNYA
setelah kau lelah berusaha
dan berdoa
(mungkin) dapat cukup menenangkan
kegilaan di hati dan otakmu
June 9, 2010 at 1:43am
dan lagi-lagi saya bertanya, mengapa harus ada penyesalan di kemudian hari bila tuk hari ini saja semestinya bersyukur?
*banting telepon*
note: si danbo di ambil dari salah satu hasil saving di lapie jaman entah kapan, udah berusaha di cari lagi linknya tapi ga nemu, jadi maap ga bisa ngasih source link imagenya. maap.
~salam~
iya aku tau
mestinya bersyukur
but eniwey,
it’s really ‘hard’ thing to do ๐ฆ
akiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
dari semua postingan lo paling suka yang ini…
itulah kita manusia,,
mestinya gampang kan bilang bersyukur,,
melihat segala hal dari sisi baik,,t
tapi sayang kadang semua tidak semudah itu..
otak ama perasaan,,gak pernah sejalan…
gambar kotak kardusnya gw save ya,,
buat ngelengkapin gambar kotak kardus yang lain..
oh jadi sekrang tiga ya..
mulut,, hati,,dan dan otak,,,
cuma dua aja..gw susah banget bikin si hati sama si otak temenan,,
apalagi ada 3,,,
*nyari tombol like buat kalimat lo:
mensugest diri sendiri itu lbh susah drpd nyugest org lain
apalagi nyugest org kyk gue ini yg bebelnya ngalah2in baja
saya setujjjaaaa!!!!
dassaaar bebel.
hehehehhe.
Lets face it, kawan.
bener Ais, kasih nasehat atau semangat untuk orang lain itu mudah, semudah bikin pecel, tapi kasih nasehat utk diri sendiri itu lebih susah, sesusah aku bikin sambal..
eh, telepon siapa itu yang dibanting?
Tarik napas panjaaaang…. inhale…. exhale …. lalu ucapkan syukur perlahan… ulangi sampai sesak di dada berangsur menghilang ๐
Salam kenal yaa, Jeng… ๐
bagus Ri…
aku suka…
yup, benar..tak ada yang benar-benar…
pasti nih masalah cinta….hehehe
karena ada hari esok yang tidak begitu bagus dari kemarin, manusia yang berjalan seiring waktu sambil melihat ke belakang tak akan pernah bisa bersyukur dengan apa yang didapat hari ini karena dipikirannya hari esok adalah sebuah ambisi
jadi ingat lagu Pance f Pondang – kucari jalan terbaik “agar tiada penyesalamn dan air mata”
ps : kalo gak nyambung ama posting, disambung sambung aja ya… :peace